Sabtu, 01 Oktober 2016

Kenapa aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan?

 Assalamualaikum,ukhti dan akhi...

     Well,semua pasti pernahkan mendengar kata "Kamu kok pinter banget sih? makananmu tiap hari apa?" atau enggak tuh  "Kamu itu kok bodoh banget? nilainya jelek melulu". Tau enggak sih sebenarnya manusia itu diciptakan oleh Allah dengan komponen otak yang sama. kalau komponennya sama kenapa ada sebutan orang pinter dan orang bodoh ya,kira-kira?

    Ternyata nih,adanya perbedaan sebutan manusia Pandai dan Bodoh merupakan akibat dari tingkat manusia itu sendiri dalam memaksimalkan kerja otaknya. "Kenapa aku tak mendapatkan apa yang aku inginkan?" Ternyata,dalam surah Al Baqarah ayat 216,Qur'an menjawab : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu,Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" 

    So,aku akan membagikan sedikit cerita pengalaman pribadiku yang mungkin bisa sedikit menginspirasi kalian. So,stay tune yaa..

  Aku dari kecil dibesarkan dalam keluarga yang disiplin akan pendidikan. Boleh dibilang,dikeluargaku anak di didik untuk mahir dalam menyelesaikan berbagai soal eksak seperti matematika. Dari mulai tanteku,jika anaknya tidak bisa menyelesaikan soal maka anaknya diberi hukuman yaitu memaksa anak untuk makan cabai rawit sambil lari-lari. Lain lagi dari Pamanku,jika anaknya tidak bisa berhitung cepat maka mulut anaknya akan ditampar oleh sandal maupun ikat pinggang. Ngeri kan? ya,begitu juga dengan ibuku. 

     Dari aku kelas 1 sampai kelas 4 SD aku bisa dikatakan murid yang "Kurang Pintar" setiap pembagian raport,aku selalu mendapatkan peringkat 20 keatas dari jumlah siswa 30. Kebayang dong? malu? pasti. Lalu saat habis maghrib,rutinitasku yaitu belajar dengan ibu. Sangat ingat sekali dulu saat aku kelas 4 SD ada soal matematika  1x0=? dan traraaa aku tidak bisa menjawabnya. Alhasil,ibuku marah besar dan buku LKSku disobek jadi 2. Gimana perasaan kalian? Aku? nangiss!!! Lalu aku lari ke kamar dan sejak saat itu aku tidak mau belajar lagi dengan ibuku. Pintu kamar selalu aku kunci,jadi seperti aku tidak belajar gitu. Didalam kamar aku selalu berfikir, "masak iya aku gini-gini terus? Bismillah,aku pasti bisa menakhlukkan soal-soal matematika ini." dan aku terus berusaha dengan diiringi berdoa dan niatan untuk revolusi diri. Sejak saat itu aku suka sekali dengan matematika yang dulu aku benci. Semua buku disekolahku tuntas aku kerjakan soal-soalnya hingga aku minta dibelikan buku matematika dengan kesulitan soalnya jauh diatas buku dari sekolah biasanya. Selalu aku coba,dan ku coba. Secara bertahap,dari soal yang mudah hingga soal yang susah. Jika aku tidak bisa,aku menanyakannya kepada guruku disekolah.

     Saatnya pembagian raport semester genap kelas 5 SD. Aku mendapatkan peringkat 2 dikelas. Wali kelasku mengatakan pada ibuku, "Bu,sebenarnya Alvin ini layak untuk mendapatkan peringkat 1. Tetapi nilai Olahraga dan IPSnya kalah dengan dia (yang mendapatkan peringkat 1 saat itu). Alvin ini kuat sekali dibidang Matematika. Saya prediksi Alvin ini besok mendapatkan nilai UN yang tertinggi di sekolah ini." Tau ekspresi ibuku saat itu? antara senang,kaget,dan bangga bercampur jadi satu saat itu. Ibuku kaget karena aku yang dulu lemah di Matematika menjadi kuat di Matematika padahal aku tidak pernah belajar dengan ibuku. Tapi ibuku maklum karena memang aku lemah dalam hafalan dan fisik. Sampai rumah,ibuku mengintograsiku "Kamu dapat peringkat 2 bukan dari hasil nyontoh kan?" dan refleks aku menjawab dengan polosnya,"tidak bu,sumpah." lalu aku keluarkan buku ku dikamar terutama buku matematika yang selama ini aku kerjakan soalnya. "Bu,lihat ini." dan ibuku tersenyum sambil berkata,"Alhamdulillah. Ternyata selama ini kamu dikamar belajar terus ya,ibu kira kamu tidak mau belajar setelah ibu sobek bukumu." Lalu,malamnya aku dikasih hadiah es krim tuh. seneng banget kan ya??? hehehe
     Lalu tibalah Pengumuman Hasil UN,alhamdulillah aku mendapatkan Peringkat 1 Hasil UN tertinggi se kecamatan. Para walimurid kaget,tidak percaya karena yang mereka tau aku siswa yang biasa-biasa saja. "Pasti karena contohan" celetuk salah satu walimurid. Aku masuk SMP biasa-biasa saja. Bukan sekolah yang berstandart Internasional meskipun nilaiku sebenarnya memenuhi. Karena aku menurut kata ibuku. Ya,karena restu ibuku aku berhasil menjuarai berbagai olympiade matematika hingga bersaing di tingkat Nasional saat itu diselenggarakan di Bogor. 

     Saat ini,aku sudah menjadi mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya mengambil program studi Pendidikan Matematika. Dan sambil memberikan bimbingan belajar dari anak SD,SMP hingga SMA. Menambah pengalaman apalagi prodiku Keguruan iya kan?

     Pokoknya,kata orang tua terutama ibu jangan sampai dibantah. Kalian kalau menuruti kata Ibu pasti bahagia kelaknya. Dan sekeras apapun didikannya,orang tua inginkan yang terbaik untuk kalian Dan jangan sampai kalian merasa pesimis,Kamu pasti bisa membanggakan orang tua dan suatu kebahagiaan tersendiri melihat Orang tua kita menangis bahagia karena anaknya berprestasi

    Semoga sedikit pengalaman pribadiku ini menginspirasi kalian yaa..

Wasslamualaikum...

1 komentar:

  1. Ciee. Penulis nih. Perbanyak menulis ya. Di tunggu kelanjutannya

    BalasHapus